Friday, October 11, 2013

Cerpen : Electronic Message Part 2

Setelah kejadian-kejadian yang menimpaku , aku pun kembali menutut diri dari dunia luar ,, pada suatu malam aku menerima sebuah sms lagi, aku awalnya tak mau membuka pesan itu, aku takut kalau itu dari orang misterius lagi!

Tapi karena penasaran maka aku membukanya. 

Huffft ternyata ini dari teman ku Bella, ia berniat untuk memperkenalkan ku dengan teman satu kelasnya! ahh aku tak berani! aku tak mau laki-laki yang akan dikenalkan kepadaku itu bernasib sama dengan kedua sahabatku. maka dengan terpaksa aku langsung menolak ajakan dari Bella, tapi bukan Bella namanya jika tak pintar merayu , ia terus berusaha membujuk ku , tapi aku tetap teguh pada pendirianku ini! WAIT! sampai kapan aku harus seperti ini? Apa untuk selamanya aku tak bisa memiliki teman laki-laki? apa aku tak bisa memiliki pacar? dan aku tak bisa memiliki suami di masa depan?! UHhhhh aku benar-benar frustasi! aku tau Deni memiliki wajah yang tampan sama persis dengan Dani tapi siapa sih yang mau memiliki pacar seperti itu? TIDAK ADA kan? Dani yang gila! Dani yang Psikopat! Tak punya rasa Kasihan ! dia itu lelaki tampan kejam yang tega membunuh seseorang karena hal-hal yang sepele, mengapa ia harus lahir dan menjadi saudara kembarnya Dani? harusnya kau bunuh saja dia Tuhan!.

Bella kembali mengirim elctronic message kepadaku yang isi nya adalah ia tetap akan mengenalkan ku dengan cowok itu karena menurut bella dia sangat cocok denganku. Aku langsung melempar handphone ke kasur.

Bipp bip handphone sialan itu kembali berbunyi. Aku segera membuka message yang masuk! sial ! kupikir itu dari bella!,,,

isi pesan : "Apa kau sudah tidur sayang? aku tak bisa tidur karena masih terbayang wajah cantikmu saat berdiri didepan jendela tadi." Ohh my god! dia ? jadi dia tau bahwa aku memperhatikan rumahnya?.........

Aku langsung membalas pesannya : "Bagaimana kau tau?"

"Aku dari tadi juga memperhatikan jendela mu sayang, kau tau aku dari dulu selalu memperhatikanmu".

Uhhhh benar-benar menyebalkan!

dia mengirim message lagi : "Coba kau lihat kemari sayang, lihat diluar sini, aku ingin sekali menggapai mu sayang, memeluk dan mencium bibir."

AKu jijik dengan kata-kata orang gila itu , tiba-tiba ada yang mengetuk kaca jendela ku. tiba-tiba aku merasa betapa dinginnya udara ini! mungkin efek AC yang masih menyala. karena penasaran aku mengintip dibalik tirai jendala.

Brakkkkk! aku langsung terjatuh kebalakang karena rasa kaget yang luar biasa! disana aku melihat seseorang memakai jubah hitam dengan wajah ditutupi sebuah topeng yang seram! laki-laki itu melambaikan tangannya dan berkata :"Buka sayang! aku ingin memilikimu, sangat ingin sayang!!"... aku segera berlari keluar kamar dan menuju kamar kakakku ! aku menggedor-gedor pintu dengan kencang sambil bercucuran keringat! Kakakku membuka pintu dengan kesal , aku langsung meringsek masuk dan bersemubunyi di bawah selimut nya.

"HEy jez ada apa?.."
Kakak begitu cemas dan mencoba meembujukku untuk bercerita.

Kedua orang tua kupun terbangun dan langsung menghampiriku.
"jezy! apa yang terjadi?"..

Aku menyerah untuk menutupi semua ini! aku harus menceritakannya kepada mereka! ya aku harus!!!!!!!!

Setelah menceritakan semua nya , ayah ku tampak geram dan begitu marah! iya segera mengambil pistol di laci kamarnya dan segera keluar rumah untuk mencari orang keparat itu. Aku tau ayah begitu sayang dengan ku , ia tidak terima anak nya di perlakukan seperti ini, ia benci ketika anak-anaknya harus bersedih.

Ibu, aku dan kakakuku berusaha menghalang-halanginya, tapi tekad ayah ku sudah bulat. ia menyuruh kami untuk tetap didalam rumah.

Kami semua menunggu dengan cemas, DOOOORRRR !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! terdengar bunyi pistol!

Aku segera berlari dan berteriak ketika melihat darah telah berceceran dilantai.

            Dorrrrr terdengar bunyi pistol dari arah luar! Aku segera berlari dengan rasa takut yang amat besar,tapi sebelum keluar aku segera menuju dapur dan mengambil sebilah pisau dan ku sembunyikan pisau itu dibalik jaket tebal yang kugunakan. Aku pun keluar,  seketika itu juga aku langsung berteriak histeris ketika melihat banyaknya darah yang berceceran di lantai keramik warna putih itu. Tapi tak ada satu orang pun yang ku lihat disana! Dimana ayah ku???! Dan dimana orang gila itu? Aku melihat ke seliling taman rumahku itu ! dan langsung berlari ketika melihat pagar rumah yang telah terbuka lebar. Aku harus menyelamatkan ayahku! Tak akan kubiarkan Deni menyakitinya Tuhan!.
Sepanjang jalan aku melihat darah yang menetes-netes , aku berharap itu bukan darah ayahku.
Aku berlari dengan sekuat tenaga! Tapi mengapa aku tak kunjung menemukan ayah? Tiba-tiba tetesan darah itu mulai tak ada lagi. Perlahan aku berjalan dengan tertunduk lesu , berusaha mencari jejak jejak lagi. Aku bingung harus kemana , aku hanya bisa menuruti naluri hati ku. Kali ini aku akan menghabisi mu bajingan!
Dan akhirnya aku sampai di pinggir danau di taman dekat kompleks perumahan ku. Aku tertegun sejenak dan mengamati tempat ku berada. Dari arah Timur aku mulai melihat sinar mentari mulai muncul dari persembunyiannya menggangtikan gelapnya sang malam.
Samar-samar aku mendengar seperti suara rintihan laki-laki, aku pun langsung mencari sumber dari suara itu , aku mengeluarkan pisau yang tadi kusimpan dibalik jaket dan ku genggam erat dengan tangan yang terasa bergetar ini. *krekkkkk huffft aku mendengus kesal karena ranting-ranting yang kuinjak menghasilkan suara yang bisa saja membuat orang itu curiga.
Aku melangkah dengan perlahan di antara pepohonan di taman itu, sebenarnya mengerikan juga harus sendirian disini, apalagi aku tak tau apa yang akan kuhadapi.
                     
“Apa yang kau lakukan disini sayang?”..

Aku hampir saja terjatuh akibat mendengar suara laki-laki dihadapanku. Badannya tegak, kulit putih dan sedikit kumis di bagian atas bibirnya yang tipis. Aku langsung dapat mengenali laki-laki itu!. Tapi yang ku heran adalah tangannya hanya tersisa satu. Ia tak memiliki tangan kanan.

“Deni!!!!”.. Aku terpekik pelan ketika dia mulai menghampiriku , tubuhnya sedikit limbung dan terdapat luka di bagian samping perutnya, darah terlihat begitu banyak disana.

Aku rasa orang ini akan segera menemui ajalnya. Tapi ! aku salah! Deni masih memiliki kekuatan untuk menghampiriku dan tangannya seakan ingin menggapaiku dalam pelukannya. Aku terus mundur seakan tak mau disentuh oleh Deni, aku jijik dengan tangan itu! Tangannya yang telah membunuh banyak orang bagai barang haram yang tak boleh menyentuh diriku.

“Jangan kau sentuh aku deni! Kau begitu menjijikan!..”

Deni tersenyum getir. Air matanya terlihat membasahi pipi. Tapi aku tak mau tertipu! Ia pasti sedang ber acting! Aku sering melihat film-film barat tentang orang orang seperti dia yang sangat pandai berbohong dan licik sekali.

“Kau benci aku?”..

“Iya!”.. ucapku bergetar.
Deni menatap mataku lekat-lekat sambil tersenyum.

“dimana ayahku bodoh?”..

Deni menengok kebelakang “Aku rasa dia akan segera datang, tapi ayah mu sangat lamban untuk mengejar laki-laki yang telah tak berdaya ini.”

Hufftt sukurlah ayah ku tak apa. Jadi sudah jelas sekarang darah itu adalah darah nya Deni,  dia lah yang tertembak oleh ayahku.

“Kau pasti sangat membenciku kan? Tapi ini semua kulakukan karna aku terlalu takut kehilanganmu sayang!”. Deni terdiam sejenak dan kembali berkata “Kau ingat dulu sewaktu kecil kau sering duduk sendirian dipinggir danau sambil bernyanyi lagu-lagu natal, kemudian kau terjatuh akibat temanmu yang  mengagetkanmu dari belakang ? dan apa kau ingat siapa yang menyelamatkan mu sayang? Apa kau ingat siapa yang harus kehilangan tangan kanannya demi menyelamatkanmu dari buaya? Apa kau ingat!!!..”

Aku tak mengerti dengan apa yang ia bicarakan, bukankah yang menyelamatkan ku adalah Dani?!

“Apa kau pikir aku bodoh? Yang menyelamatkan ku adalah Dani! Bukan kau Deni!”..

Deni tertawa pelan “Dani tak pernah suka air jez..”

“tapi, aku hanya melihat dani ketika siuman.” Aku tak percaya dengan semua ini, apa benar dia?

“Apa ada orang yang tega melihat anak laki-laki dengan tangan yang nyaris putus ? mereka yang ada disana langsung membawa ku kerumah sakit jes, tapi aku menyesal, mengapa mereka harus membawa ku kerumah sakit? Harusnya aku meunggumu siuman agar kau tau aku lah yang menyelamatkan mu jez.”

“Jika kau menunggu ku siuman maka kau akan mati karna kehabisan darah den.”

“aku tau jez, tapi itu tak mengapa, karna aku begitu mencintaimu.”

Ya tuhan, aku tak tau bahwa dia begitu tulus, tapi semua telah terlambat. Ia tetaplah seorang pembunuh.

Deni mengepalkan tangan kirinya, ia menatap ku tajam. “Aku marah dengan dani! Aku cemburu dengannya! Aku lah yang kehilangan tangan tapi mengapa dia yang kau puji ? mengapa dia yang menerima pelukan hangat dari mu? Mengapa bukan aku JESYCHA!!!!”..

Aku hanya bisa diam dan diaam, bibirku terasa kaku tak bisa mengucapkan satu kata pun. Semua yang dilakukan oleh Deni itu juga salahku, aku lah yang salah mengira, aku lah yang membuatnya melakukan pembunuhan terhadap Dani. Siapa yang bisa terima jika harus melihat orang yang dicinta bersama laki-laki lain yang mengaku-ngaku telah menyelamatkannya? Padahal Deni lah yang bersusah payah menyelamatkanku! Ohh tuhan mengapa aku begitu bodoh!..


Deni kembali melangkah maju “I love u Jes, I just love u, until the end.” Dan tubuhnya pun roboh dalam dekapanku. Ia meninggal. “I AM SORRY DENI”..

No comments: