RETALIATION
Hembusan angin malam perlahan masuk
melalui celah jendela yang terbuka, aku pun terbangun kerena kuatnyanya rasa
dingin yang menerpa tubuh, ditambah lagi oleh dinginnya lantai tempatku
berbaring. Aku membuka kedua mataku,terbengong-bengong sejenak kemudian
mengamati sekeliling kamar, dikasur itu tampak Ardhan yang masih saja tertidur
pulas dengan selimut yang menutupi seluruh tubuhnya, aku bangkit menuju meja
belajar untuk mengambil telephone genggam,ternyata masih pukul 3 pagi! Tapi
tunggu dulu, bukankah tadi aku baru saja melihat seorang laki-laki yang
dipukuli oleh 4orang,kemudian ia di pukul dari belakang sampai tewas?. Dan aku
yakin saat itu hari telah terang karena matahari mulai menggantikan pekerjaan
rembulan. Aku melangkahkan kaki menuju jendela yang tirainya telah terbuka,
diluar masih gelap dan sepi, mungkin penghuni di komplek perumahan ini masih
asyik dengan mimpi mereka masing-masing.
Aku mondar-mandir sambil mencari-cari
jawaban dari semua kejadian yang kulalui, suara misterius dan remaja SMA! Apa
ini tuhan?
“Kenapa
harus aku? Apa tidak ada orang lain ??”
Aku menggerutu sambil berjalan
melewati cermin besar yang menempel pada lemari pakaian di dalam kamar ini.
Kemudian aku seakan melihat seorang laki-laki berdiri di belakangku! Tapi
ketika aku menoleh kebelakang laki-laki itu tidak ada. Ia berdiri dengan
pandangan kosong, wajah nya putih dengan tetesan darah yang merah
kehitam-hitaman, ia tersenyum, dan aku tau itu sebuah senyuman yang tulus,
bajunya kotor oleh noda noda merah dan aku melihat bola matanya, mata yang
seakan memancarkan sebuah kesedihan dan keputus-asa-an.
“Maaf
telah membuat loe kebingungan Demian, dan maaf juga karna mungkin semua ini
membuat loe takut.”
Laki-laki itu berkata dengan lembut dan
perlahan, aku begitu takut untuk menjawab kata-kata nya, aku hanya diam membeku
sambil bergetar hebat. Bau yang sangat menyengat! Bukan bau bangkai atau pun
amis, ini seperti bau parfume asal prancis. Aku menghirup dalam-dalam aroma
yang di hasilkan oleh laki-laki di cermin itu. Dengan segala upaya , ku
kumpulkan tenaga untuk bisa mengeluarkan suara.
“Si..siapa
loe?”
“Nama
gue Rafael Anggara” ... lagi-lagi orang ini membuatku takjub, aku melihat tanda
sekolah di bajunya ! Dia seorang siswa di sekolah terbaik di negri ini! Pasti
dulu dia bukan orang sembarangan, aku masih saja bergetar, sebenarnya aku
sangat takut melihat darah yang seakan terus mengalir dari kepala Rafa.
Kemudian aku memejamkan mata untuk bisa menenangkan diri, tapi setelah ku membuka
mata, sosok itu telah mengilang! Aku menatap keseliling sudut ruangan, tapi
tidak juga menemukan nya. Tiba-tiba aku merasa ngantuk yang luar biasa hebat,
dengan perlahan, ke tarik kaki ini untuk melangkah menuju tempat tidur dan
langsung menjatuhkan diri disana.
***
“iaan,
damian! ... ayolah bangun bro, ini udah siang tau”.. Ardhan mencoba
membangunkan dengan memercikkan sedikit air di muka ku.
“Woy
setan, orang lagi tidur kok dibangunin, pakek air pula’’.. aku menggurutu
sambil mengusap-ngusapkan wajah. Aku memandang aneh ke arah nya, bukankah
semalam aku melihat kejadian itu bersama Ardhan? Tapi mengapa ia seperti
baik-baik saja.
“Ngapa
loe ? jangan bikin gue merinding ya.. jangan-jangan loe mulai gak waras, atau
mungkin loe malah jadi naksir gue yee, wahh parah loe , gue harus nganter loe
ke dokter nihh?””
Plakk
.. Tangan ku jatuh tepat dijidat sepupuku yang terkadang mirip kereta bobrok ,
jika seorang Ardhan sudah bicara pasti akan sulit untuk dihentikkan.
“Tuh
bibir perlu gue kunci kali ya?? Asal ngomong aja loe kampret..! Loe gimana sih
dhan! Apa loe udah lupa kejadian yang kita liat semalam di luar sana.”
“Luar?
Luar mana ya? Eh loe ngomong apa sih bro? Kejadian apaan?”. Ardhan tampak
kebingungan dengan apa yang kukatakan barusan.
“Semalam
loe buka jendela itu, terus loe nunjuk ke suatu arah, disana kita liat ada
seorang anak SMA yang dipukuli oleh 4 orang, kemudian dari arah belakang
seorang lainnya memukul anak itu pakai tongkat baseball sampai tewas.!” Aku
berusaha menjelaskan kejadian yang kulalui semalam.
“HAH??
ANAK SMA? DIPUKULIN? TEWAS? Apaan lagi nih DEMIAN?! Gue gak ngerti sama semua
yang loe ceritain ke gue.”
“Aneh,
jelas-jelas semuanya terjadi tadi malam, bahkan gue ngeliat anak itu di cermin,
dia bilang maaf, maaf karena membuat gue takut dan dia ngasih tau namanya ke
gue dhan!”..
“Oh
yee? Siapa namanya truss tuh orang cantik gak bro?”.
“Dasar
bego, dia itu cowok! Mana ada cantiknya Pe-a!.. namanya RAFAEL ANGGARA, dan loe
tau gak, dia siswa di SMA ALATAS! Sma favorit di kota ini!”
“Gak
tau, kan gue dari tadi malam molor trus pas jam 2 tuh gue bangun loh, tapi pas
itu gue ngeliat sendiri kalo elo masih tidur nyenyak ampe ngiler gitu !” Ardhan
seperti nya memang tidak tau apa-apa, ia keliatan berpikir keras. Dan kemudian
berkata “ini mimpi, jangan dipikirin lagi semua pasti bakal baik-baik aja bro,
dan loe gak boleh takut, karna kalaupun ini benar terjadi maka gue yakin ,
orang itu gak ada niat jahat ke elo, buktinya aja dia minta mangap ke elo..”
“Bukan
mangap woy! MAAP ! yaps gue rasa loe bener, dia gak keliatan jahat, Cuma cara
munculnya aja yang gue gak suka.”
“ehhh
loe gak mau sekolah bro??”..
What?! Jam 6.30?? Aku langsung
bangkit dari tempat tidur dan bergegas menuju kamar mandi Apa mungkin ini semua
hanyalah mimpi? Mimpi yang seakan-akan seperti kenyataan ? ITS DEJAVU!.. Aku
segera membuang semua pertanyaan-pertanyaan di otakku , ini kamar mandi! Kata
orang mereka (makhluk gaib) sangat suka di tempat-tempat tenang seperti muara
sungai atau pun KAMAR MANDI.
***
Disekolah aku hanya duduk sendirian
di pojok kelas, teman-teman yang lain masih belum datang, ternyata ini hari
Sabtu di sekolah ku pada hari sabtu jam masuk mundur menjadi pukul 8.30, sial
kenapa tadi aku harus repot-repot ngebut dijalanan,kupikir ini bukan hari
sabtu!. Kemudian masuk seorang gadis yang tidak asing bagi ku, namanya Sisca ,
aku selalu saja penasaran dengan nya, ia
gadis yang cantik sekali, tinggi semampai, kulit putih bersih dan pintar, tapi
sayang ia seakan menutup diri dari orang-orang yang ada disekelilingnya,
berkali-kali aku mencoba untuk mendekati Sisca tapi ia tetap saja cuek dan
seakan tidak pernah menganggap ku ada, aku dengar anak ini memiliki sebuah
kelebihan atau biasa dikenal dengan kata INDIGO. Maka dengan cepat aku duduk
disamping Sisca, aku ingin menceritakan kejadian aneh yang kulalui, mungkin ia
bisa memberikan jawaban dari semua pertanyaan yang masih saja ada di pikiranku.
TO BE
CONTINUE.....
No comments:
Post a Comment